KATA
PENGANTAR
Segala puji
syukur bagi Allah SWT yang telah menolong hambanya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Karena tanpa pertolonga-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah ini yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1
Metode Pembahasan.................................................................................................. 2
Batasan Masalah........................................................................................................ 2
Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB II ISI................................................................................................................. 4
mengaktifkan siswa belajar........................................................................................ 4
keterampilan dasar mengajar...................................................................................... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 10
Kesimpulan ............................................................................................................... 10
Saran.......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam rangka meningkatkan kinerja seorang pegawai atau
karyawan maka salah faktor penunjang adalah tingkat keterampilan pegawai atau
karyawan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat keterampilan seorang pegawai atau
karyawan, maka akan dapat meningkatkan kinerja. Apa sebenarnya pengertian
keterampilan (skill) itu?
1. Menurut Gordon (1994 : 55) pengertian ketrampilan
adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat.
Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas psikomotor.
2. Menurut Nadler (1986 : 73) pengertian keterampilan
(skill) adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan
sebagai implikasi dari aktivitas.
3. Menurut Dunnette (1976 : .33) pengertian
keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas
yang merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang
didapat.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa ketrampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan
suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic
ability).
Pengajaran
dan pembelajaran adalah tumpuan individu dan masyarakat pada era sekarang. Pada
dasarnya pembelajaran adalah suatu bentuk desakan bagi "kemandirian"
manusia. Pengajaran akan melibatkan peran guru, sedangkan pembelajaran selain
melibatkan guru juga melibatkan siswa.
Penetapan
standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis
untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. Melalui standar proses
pendidikan setiap guru dan/atau pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana
seharusnya proses pembelajaran berlangsung.
Begitu banyak komponen yang dapat mempengaruhi
kualitas pendidikan, namun demikian tidak mungkin upaya meningkatkan kualitas
pendidikan dilakukan dengan memperbaiki setiap komponen secara serempak. Hal
ini selain komponen-komponen itu keberadaannya terpencar, juga kita sulit
menentukan kadar keterpengaruhan setiap komponen.
Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap
sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini memang
wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa
sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum
pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa
diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikan, maka akan kurang
bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai standar proses pendidikan sebaiknya
dimulai dengan menganalisis komponen guru.
Pada makalah ini akan diuraikan tentang beberapa
keterampilan dasar mengajar guru. Dengan tujuan dapat mengoptimalkan peran guru
dalam proses pembelajaran.
B. METODE PEMBAHASAN
Dalam hal ini penulis menggunakan metode deskriptif sebagaimana
ditunjukan oleh judulnya, pembahasan ini bertujuan untuk memberikan suatu gambaran
tentang ketrampilan seorang guru dalam pengajaran.
C. BATASAN MASALAH
Agar masalah pembahasan tidak
terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan
makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang
lingkup saja.
D. TUJUAN
Tujuan utama dari keterampilan guru dalam pengajaran adalah memperoleh dan menguasai ketarampilan tertentu, serta menyebarkan ilmu pengetahuan atau kemahiran kepada pelajar-pelajar dengan cara yang berkesan.
BAB II
ISI
ISI
Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap
pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di
tuntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar
sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan
atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan,
apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala
siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping
pengetahuan teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula
kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip
mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan
keterampilan menilai hasil belajar siswa.
Yutmini (1992:13) mengemukakan, persyaratan
kemampuan yang harus di miliki guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar
meliputi kemampuan: (1) menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan
latihan yang sesuai dengan tujuan pelajaran, (2) mendemonstrasikan penguasaan
mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran, (3) berkomunikasi dengan siswa, (4)
mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan (5) melaksanakan evaluasi
proses belajar mengajar.
Hal serupa dikemukakan oleh Harahap (1982:32) yang
menyatakan, kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan program
mengajar adalah mencakup kemampuan: (1) memotivasi siswa belajar sejak saat
membuka sampai menutup pelajaran, (2) mengarahkan tujuan pengajaran, (3)
menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan pengajaran,
(4) melakukan pemantapan belajar, (5) menggunakan alat-alat bantu pengajaran
dengan baik dan benar, (6) melaksanakan layanan bimbingan penyuluhan, (7)
memperbaiki program belajar mengajar, dan (8) melaksanakan hasil penilaian
belajar.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut
pengelolaan pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan
secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh
siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi
karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan
merespon setiap perubahan perilaku siswa.
Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi
melaksanakan proses belajar mengajar meliputi (1) membuka pelajaran, (2)
menyajikan materi, (3) menggunakan media dan metode, (4) menggunakan alat
peraga, (5) menggunakan bahasa yang komunikatif, (6) memotivasi siswa, (7)
mengorganisasi kegiatan, (8) berinteraksi dengan siswa secara komunikatif, (9)
menyimpulkan pelajaran, (10) memberikan umpan balik, (11) melaksanakan
penilaian, dan (12) menggunakan waktu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses
belajar mengajar merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara
manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa
dalam pembelajaran. Pada dasarnya melaksanakan proses belajar mengajar adalah
menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur
kognitif para siswa.
Mengaktifkan siswa belajar
Selain itu salah
satu tugas seorang guru adalah membimbing, mengarahkan siswa untuk aktif
belajar. Dengan demikian seorang guru perlu mengetahui bagaimana cara
mengaktifkan siswa untuk belajar yaitu dengan cara menciptakan kondisi yang
merangsang, menantang daya pikir dan cipta si belajar sehingga ia aktif dalam
merespon pelajaran. Menurut para ahli psikologi belajar ada beberapa prinsip
yang dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa belajar. Prinsip-prinsip
tersebut adalah :
Motivasi
Motivasi adalah daya yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuaktu. Seorang guru perlu mengetahui apa yang menjadi pendorong siswanya dalam belajar atau melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan peran seorang guru yaitu sebagai motivator, agar senantiasa membangkitkan dan meningkatkan motiv positif untuk belajar. Ada dua motivasi yaitu motiv yang muncul dari dalam diri anak disebut motivasi intrinsik dan motiv dari luar diri si belajar (motivasi ekstrinsik). Motiv dari dalam dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan ingin tahu anak, mencoba-coba, keinginan untuk berhasil. Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran melalui pemberian pujian, atau hukuman dll. Motivasi intrinsik senantiasa untuk ditumbuhkan dalam diri siswa.
Motivasi adalah daya yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuaktu. Seorang guru perlu mengetahui apa yang menjadi pendorong siswanya dalam belajar atau melakukan sesuatu, hal ini sesuai dengan peran seorang guru yaitu sebagai motivator, agar senantiasa membangkitkan dan meningkatkan motiv positif untuk belajar. Ada dua motivasi yaitu motiv yang muncul dari dalam diri anak disebut motivasi intrinsik dan motiv dari luar diri si belajar (motivasi ekstrinsik). Motiv dari dalam dapat dilakukan dengan menggairahkan perasaan ingin tahu anak, mencoba-coba, keinginan untuk berhasil. Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran melalui pemberian pujian, atau hukuman dll. Motivasi intrinsik senantiasa untuk ditumbuhkan dalam diri siswa.
Latar dan
konteks
Agar
pemahaman si belajar meningkat dan terarah, maka materi pelajaran yang
diberikan harus saling berkait sesauai dengan konteknya. Untuk itu pada setiap
pembelajaran guru perlu mengetahui terlebih dahulu tingkat pengetahuan,
ketrampilan,dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. Agar materi yang
dipelajari siswa bermakna dan mempunyai kesan dalam kehidupannya maka pada
setiap pembelajaran materi yang akan diajarakan harus dikaitkan dengan tingkat
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya. Dengan cara ini anak akan
mudah menguasai pelajaran yang baru.
Keterarahan
atau Fokus
Agar proses
pembelajaran berjalan terarah, terfokus dan lancar, pada setiap akan mengajar
perlu dibuat perencanaan yang matang. Perencanaan didasarkan pada tujuan yang
akan dicapai atau masalah apa yang akan dipecahkan dan bagimana cara
memecahkannya. Misalnya akan mengajarkan tentang “manfaat udara dalam kehidupan
manusia” maka fokus pengajaran adalah tentang Udara, meliputi : pengertian
udara, dimana terdapat udara, manfaat udara bagi kehidupan manusia, hewan dll.
Upayakan pembahasan tidak dimonopoli oleh guru, lakukan secara interaktif
antara guru dan siswa. Mintalah pendapat siswa untuk menjawab hal tersebut
menurut pengetahuan dan penghalamannya.
Hubungan
sosial atau sosialisasi kerjasama guru dan siswa atau antara siswa dan
keaktifan siswa dalam PBM sudah harus disiapkan pada saat membuat rencana
pembelajaran. Siswa perlu dilatih untuk belajar bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
Belajar
sambil Bekerja
Pada
dasarnya anak-anak menyukai belajar sambil bekerja atau melakukan suatu
kegiatan, karenyanya dalam pbm dirancang dengan memberi kesempatan kepada anak
untuk bekerja atau beraktifitas yang merangsang kemampuan otot dan berfikirnya.
Semakin dewasa kadar bekerja anak akan berkurang dan kadar berfikirnya akan
meningkatkan. Hal ini bukan berarti anak tidak memiliki kemampuan bekerja
tetapi kemampuannya untuk berfikir kearah yang lebih tinggi akan meningkat.
Sesuai dengan tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Perbedaan
perorangan
Setiap siswa
memiliki bakat, latarbelakang kehidupan, kemampuan , tingkat pengetahuan, sikap
dan kebiasaan yang berbeda. Dengan kata lain setiap individu memiliki keunikan
diri. Dalam belajar guru perlu memperhitungkn keunikan atau perbedaan siswa
agar pembelajaran berjalan lancar. Pemahaman tentang kondisi siswa mendorong
guru untuk memperlakukan siswa secara berbeda dan bersikap lebih bijaksana
dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada dalam kelas.
Prinsip
Menemukan
Dalam pembelajaran
tidak semua materi yang akan diajarkan disampaikan kepada siswa. Pada dasarnya
setiap anak telah memiliki pengetahuan awal dan potensi untuk menemukan sendiri
pengetahuan tersebut. Berikan siswa konsep-konsep inti dan mintalah siswa untuk
menemukan dan membuktikannya sendiri konsep-konsep lain yang terkait dengan
cara memberi pertanyaan yang merangsang daya pikir, menumbuhkan rasa ingin tahu
dan menemukannya sendiri. Proses belajar aktif dapat mengurangi rasa bosan anak
dalam belajar.
Memecahkan
Masalah
Untuk dapat
memecahkan masalahnya sendiri yang dihadapi dalam kehidupan siswa, maka kbm
harus diarahkan pada pemecaham masalah.hal ini diperlukan untuk menumbuhkan
kepekaan siswa pada masalah-masalah yang ada disekiratnya. Terlebih dahulu
siswa dihadapkan pada masalah kemudian dilatih untuk memecahkan masalahnya
dengan baik. Yang penting adalah siswa memahami apa yang dihadapinya dan
diajarkan untuk bertanggungjawab untuk memecahkannya sendiri seuai kemampuan.
Bila cara belajar untuk memecahkan masalah dilatihkan pada anak maka proses
cara belajar siswa aktif akan berhasil.
Keterampilan
Dasar Mengajar
Seorang guru professional telah mengikuti beberapa
pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan
dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama
proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan
penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok
kecil dan perseorangan.
1. Keterampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah
bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang
yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik
dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan
yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan
pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari :
Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical
question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan
pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi
Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question),
pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application
question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi
(evaluation question).
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan
pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari
kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa,
mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan
ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat
tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam
golongan pertanyaan. Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan
bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa
komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan.
Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran,
Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan
lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong
siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk
di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua
komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya
lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan
susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan
pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
2. Keterampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk
respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas
perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan
respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau
mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan
untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan
meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina
tingkah laku siswa yang produktif. Keterampilan memberikan penguatan terdiri
dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh
mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan
sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal,
diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan
sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan
gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan
(contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol
atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara efektif harus
memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan efektifitas, kebermaknaan, dan
menghindari penggunaan respons yang negatif.
3. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam
konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi
kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar
mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : – Variasi dalam cara
mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan
perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence),
mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan
mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam
kelas dan gerak guru ( teachers movement). – Variasi dalam penggunaan media dan
alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang
digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar,
dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai
berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi
alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan
yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar,
dilihat dan diraba (audio visual aids). – Variasi pola interaksi dan kegiatan
siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat
beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar
tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas
demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
4. Keterampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar
komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan,
hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis
hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum,
rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan
penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan
balikan.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction)
ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian
terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan
memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup
pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:
menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai
usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan
dipelajari. Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali
penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan, dan mengevaluasi.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat
prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang berkaitan
dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah
terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan
seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya
hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan
membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan keterampilan
mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon
guru sehingga dapat membina dan mengembangkan keterampilan-keterampilan
tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang
esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang
cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik,
dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang
objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas,
yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar
proses pembelajaran dapat berjalan baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa
bertanya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keterampilan dasar
mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam
pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif
dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar
guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Dalam
keterampilan dasar mengajar tersebut ada delapan keterampilan yang dapat
digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
B. SARAN
Agar lebih dapat mengoptimalkan peran
guru dalam proses pembelajaran, maka guru dituntut memiliki keterampilan dasar
mengajar. Sehingga pada pada akhirnya nanti proses belajar mengajar bisa
menjadi lebih efektif dan efisien, selain itu untuk penyempurnaan pembuatan makalah
kedepannya, saya mengharapkan adanya saran dari semua pihak baik dosen maupun
seluruh mahasiswa yang membaca makalah ketrampilan guru dalam pengajaran ini
terhadap kekurangan yang terdapat pada makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar